Gue inget seorang pria yang tinggal di deket rumah gue. Dia sudah cukup berumur. Dalam hal karier dia sukses. Segala urusan hidup
juga keliatan beres. Tapi ada satu hal yang selalu bikin pria ini keliahatan
murung terus. Dia tak punya siapa - siapa di rumahnya.
Kalian kebayang nggak, gimana rasanya punya apa - apa,
tapi nggak punya siapa - siapa? Duit banyak, tapi nggak tau mau dipake buat
nyenengin siapa. Bisa beli apa - apa, tapi nggak tau tuh barang bakal
dikasih ke siapa. Impian tercapai, tapi dirayain tanpa siapa - siapa. Hambar
rasanya. Hidup tanpa rasa? Ya saat hidup tanpa punya siapa - siapa.
Sekarang pria itu masih sendiri. Nggap punya temen untuk
berbagi. Dia sempet bilang ke gue mengenai hal yang berhubungan dengan
"jodoh". Dia bilang, "Mumpung
kamu masih muda, masih punya banyak teman sebaya yang belum memiliki pria,
segeralah pilih salah satu diantara merea. Belajarlah untuk hidup berdua sedari
usia muda. Jangan seperti saya.. Semakin tua umur manusia, pilihan pasangan
semakin sedikit rasanya.. Karena orang - orang yang umurnya sebaya, sudah
menikah semua.. Yang ada, akhirnya saya menyesali segala keputusan bodoh di
masa muda.. karena saya selalu mencari yang sempurna.."
"Dulu
setiap kali saya mencoba untuk serius sama wanita, saya selalu berfikir
'Emangnya siapa dia? Saya terlalu bagus untuk dia!' atau 'Dia nggak boleh
semudah ini untuk mendapatkan saya, dia harus tau siapa saya!' Sekarang, saya
hanya bisa berfikir, 'Saya tak peduli siapa saya, saya mau dengan siapa saja..'
Ngeliat hal itu, gue jadi kepikiran sama beberapa kata
orang mengenai jodoh. Apakah itu semua benar? Apa itu semua pantas untuk jadi
pedoman? Berikut adalah opini gue menanggapi beberapa quotes tentang jodoh :
"JODOH ITU DI TANGAN TUHAN.."
Pepatah itu udah sering banget gue denger dari orang -
orang di sekitar gue. Tapi di mata gue, kalimat itu hanya sekedar kalimat
motivasi biar orang - orang yang abis putus, nggak down - down banget. Atau
buat orang - orang yang jomblo selama 4 windu, nggak bakal putus asa.
Jodoh emang di tangan Tuhan, tapi klo kita nggak
ngejemput jodoh itu dab cuma terdiam di rumah, Tuhan nggak bakal ngelempar
jodoh itu ke hadapan kita gitu aja. So, menurut gue, kalimat itu mesti
dilanjutin lagi.. "Jodoh itu di
tangan Tuhan.. Dan akan tetap di tangan Tuhan, selama kita nggak mau berusaha
untuk menjemput pasangan." ;)
"TAK AKAN LARI, GUNUNG DIKEJAR.."
Pepatah itu ada benarnya juga. Klo emang jodoh, emang
nggak ke mana. Tapi kalo kita nggak usaha, kita juga nggak bakal ke mana -
mana. Iya.. 'Gunung'nya nggak bakal
lari, tapi kalo kita nggak punya inisiatif untuk mendakinya, kita bakal berada
di tempat yang sama, hanya bisa melihatnya, tanpa pernah bisa menyentuhnya,
apalagi menaklukan puncaknya.
"MASIH BANYAK IKAN DI LAUT"
Ini pepatah yang sering orang - orang ucapkan kalo abis
putus cinta. Mereka memilih kalimat ini dengan harapan agar cepat move on dan
sadar, di luar sana masih banyak orang yang bisa dijadiin pasangan. Tapi..
Seperti kata pepatah, "lain ladang,
lain belalang." Meskipun buanyak pilihan di luar sana, klo hati kita
emang cuma bisa ngerasa cocok sama yang lama, apa kita harus memaksakan diri
untuk mencari yang baru, dan memaksakan selera hati kita? Nggak.
"PENTINGIN KARIER DULU.. KALO UDAH KAYA, WANITA
BAKAL DATENG JUGA.."
Banya orang tua yang salah mengajarkan ke anak - anaknya
mengenai hal ini. Menurut mereka, urusan asmara itu harus dijadwalkan. Dimana,
karier jadi prioritas, sedangkan soal perasaan bisa disusulkan belakangan. Padahal,
yang namanya perasaaan itu nggak bisa dikontrol sama otak dan logika. Kalo mau
tumbuh, ya tumbuh aja karena ngerasa cocok sama orang yang dicinta.
Lagian, kalo menuggu jodoh pas udah mulai kaya, gue nggak
ngerasa itu bakal jadi hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat di mata gue
adalah sebuah hubungan yang mampu mengikat dua orang untuk tumbuh bersama dari
tangga terdasar, hingga bisa menuju puncak mercusuar. Selalu berjalan
beriringan, saling membantu satu sama lain saat jatuh dan bangun bergantian.
Gatel gak sih, klo liat wanita yang suka pamer, "Suamiku itu tuajiiirrr banget
lohh.." Padahal, dalam prosesnya sang suami dari nol hingga jadi
tajir, tuh wanita nggak ada di sana. Dia cuma menikmati kehidupan bareng
suaminya setelah kaya aja. Bukan seorang wanita yang tegar ngasih support
kepada pasangannya, hingga pasangannya bisa melakukan segalanya. Kalo udah
kayak gitu, yakin nggak tuh wanita bakal tetep mau mendampingi suaminya saat
kelak suaminya sudah tak punya apa - apa?! ;)
Menurut gue, "Jodoh
itu bukan tentang bidadari yang siap gue jemput dengan kereta kencana. Tapi
tentang siapa yang gue gandeng berjalan kaki sampai ke Istana."
So menurut pendapat gue sih.. Jodoh itu bukan untuk
ditunggu, maupun direncanakan. Kalo emang udah ngerasa menemukan orang yang
layak buat dijadikan pasangan, ya cukup diperjuangkan dan dipertahankan. Nggak
perlu nunggu ini - itu dulu, apalagi nyari yang sempurna. Karena menurut gue, "Mencari pasangan yang sempurna itu
sia-sia.. Hal itu justru akan jadi pemicu kita untuk meninggalkan pasangan terbaik
yang sudah kita punya.. Dan membuat kita menyesal
pada akhirnya.."
Ok,
itu aja dulu sharing gue mengenai "Jodoh" malam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar